Ulubelu, 19 Februari 2011
Disuatu desa yang terletak di kaki bukit, tinggalah orang kaya yang bernama saudagar Babari. Dia mempunyai seorang anak putri yang sangat cantik dan baik hati. Lelaki di desa tersebut banyak yang menyukai putri saudagar, dan mereka berlomba-lomba untuk merai hatinya.
Tibalah suatu malam yang gelap, putri yang cantik jelita diculik oleh sesosok mahluk yang sangat aneh penghuni hutan larangan. Barbari sangat sedih, menghadapi kenyataan putrinya hilang entah kemana. Putri satu-satunya yang ia sayangi raib tak tentu rimbanya. Dalam kesedihan yang mendalam Barbari hanya bisa berpasrah kepada tuhan. Yaa tuhan apakah ini sebuah teguran dari dirimu atas segala kesalahan yang mungkin pernah aku lakukan, tuhanku yang maha pemurah jagalah puteriku dalam lindunganmu, dan jika kau berkehendak kembalikanlah dia kepadaku dalam keadaan yang selamat. Barbari terus berdoa sambil memikirkan suatu cara. Setelah berbulan-bulan tanpa penantian Akhirnya Barbari memutuskan untuk mengadakan sebuah sayembara. Dalam sayembara yang Barbari mengumumkan “Barang siapa yang dapat membawa anakku kembali dengan selamat, saya akan menikahkan pemuda itu dengan anakku”
Waktu berlalu begitu cepatnya, hari berganti hari, bulan berganti bulan, Barbari merasakan seolah-olah sudah tiada lagi harapan dan penantian. Sudah banyak orang yang pergi untuk berusaha mendatangkan puterinya kembali, akhirnya mengundurkan diri. Karena sudah bayak pemuda yang mengikuti sayembara ditemukan tewas, atau lenyap tiada jejak.
Didalam penantianya, Barbari kian resah mendengar berita tentang kematian peserta sayembara. Dia hampir kehilangan arah. Siang itu Barbari duduk termenung di beranda rumahnya, sambil terus memikirkan nasib puterinya, tiba-tiba datanglah sosok pemuda tampan dan sederhana yang ingin mengikuti sayembara. Barbari langsung menyapa pemuda gagah tersebut “Wahai pemuda, siapa namamu, dan apa maksud kedatanganmu kemari?” Pemuda itupun menjawab “Saya Jaka, maksud dan niat kedatangan saya kemari adalah, saya ingin mengikutu sayembara” mandengar jawaban pemuda tersebut Barbari kembali berkata “Kau datang kemari dan bermaksud untuk menyelamatkan puteriku, hem lebih baik anda anda urungkan niat anda, perlu kau ketahui wahai anak muda, sudah banyak orang yang datang dan berniat untuk mengembalikan puteriku, tapi tak ada satupun yang bisa pulang dalam keadaan selamat, jika kamu mengikuti mereka maka saya rasa kau akan mengalami nasib yang serupa, maka pulanglah wahai anak muda”
Dengan suara lembut Jaka menjawab ucapan Barbari “Saya tidak bermaksud untuk menyombongkan diri, saya hanya ingin membantu bapak, dan perlu bapak ketahui, nasib seseorang itu ada ditangan tuhan bukan bergantung kepada prediksi, seperti yang bapak ucapkan” dan jika diperkenankan saya akan mencoba untuk mencari puteri bapak, oleh sebab itu saya meminta restu dari bapak.” Baiklah anak muda jika itu keinginanmu, tapi resiko silahkan kamu tanggung sendiri, mudah-mudahan kamu bisa selamat dan bisa membawa puteriku kembali, jika kamu berhasil saya berjanji akan menikahkan puteriku dengan dirimu. “Baik pak saya akan berangkat sekarang” sambil menjabat tangan pak Barbari Jaka melanjutkan perjalananya untuk mencari puteri yang sudah hilang tak tau dimana.
Sekian lama dalam perjalanan akhirnya Jaka sampailah ditepi hutan. Terlihat didepanya hutan belantara dengan pepohonan yang tinggi menjulang. Akar akar pohon yang bergelantungan menambah suasana seram semakin mencekam. Suara-suara binatang hutan menambah keangkeran, tidak ada bekas jejak kaki ataupun jalan yang bisa dilalui lagi, karena penduduk desa percaya bahwa ini adalah hutan larangan, maka tak satupun dari mereka berani menginjakkan kaki disekitar hutan ini. Jaka mengamati keadaan sekelilingnya, sambil terus melangkahkan kaki Jaka semakin waspada.
Tiba-tiba munculah sesosok mahluk menampakkan diri didepan Jaka, badanya hitam legam, dengan gigi taring panjang mencuat keluar dari mulutnya. Wajahnya tampak bengis menatap Jaka. Sambil tertawa keras mahluk itu menyambut kedatangan Jaka. Ha ha ha ha, “Wahai pemuda berani-beraninya kau datang ke tempatku, apakah kamu sudah siap untuk menjadi mangsaku, ha ha ha ha” dengan suara yang keras mahluk menyeramkan itu berjalan mendekati Jaka. “Wahai mahluk buas, saya datang kemari untuk membawa pulang sang putri yang telah engkau culik, kembalikan dan berikan dia, karna kau tidak mempunyai hak untuk menculikya” “Apa kau bilang, kau datang kemari hanya untuk menyerahkan nyawamu saja, kau tidak akan bisa membawa sang putri, karena dia adalah milikku, ha ha ha ha, siapkan dirimu anak muda karena sebentar lagi kau akan menjadi santapanku, sudah lama aku tidak memakan daging manusia, pasti dagingmu sangat lezat untuk kunikmati, ha ha ha ha” dengan suara parau mahluk menyeramkan itu siap menerkam Jaka.
Jaka berkelit, menghindari serangan mahluk buas tersebut, dengan segala ilmu beladiri yang dimilikinya, Jaka berusaha untuk menghadapi terkaman dan serangan yang datang bertubi-tubi. Terjadilah pertarungan sengit ditengah belantara. Suara pukulan, tendangan, teriakan dan pepohonan yang tumbang menambah sengit pertempuran yang sedang terjadi. Suara jeritan keras tiba-tiba keluar dari mulut iblis penculik puteri, darah segar tampak mengucur keluar membasahi lehernya, tendangan Jaka tepat mengenai ulu hati iblis tersebut. Buum, sang iblis terjerembab jatuh tersungkur diatas tanah, mendesis berlahan dan akhirnya suaranya hilang ditelan kegelapan hutan.
Saat Jaka hendak memastikan kematian iblis tersebut, Jaka mendengar suara seorang gadis dari dalam gua yang mencoba meminta bantuanya, “wahai pemuda selamatkanlah saya, lepaskan ikatan tali di tangan saya” dengan serta merta Jaka berlari menuju kearah datangya suara. “Baik putri saya akan menyelamatkanmu” setelah Jaka berhasil melepaskan ikatan tali dari tangan sang putri, ia berkata kepada Jaka “Terimakasih pemuda, kau telah menyelamatkan nyawa saya” Jaka kemudian berkata kepada sang putri “Jangan berterimakasih kepada saya tapi berterimakasihlah kepada sang pencipta, karena ini semua semata-mata adalah pertolongan darinya”. Jaka juga mengucapkan syukur kepada yang maha kuasa. Segala usaha dan pengembaraanya selama ini tidaklah sia-sia. Kemudian Jaka membawa putri yang telah hilang selama berbulan-bulan kembali ke pangkuan orang tuanya.
Seperti yang dijanjikan oleh saudagar Barbari, akhirnya Jaka dinikahkan, dengan puterinya, sang putri yang cantik jelita mau nenerima Jaka sebagai suaminya, karena kerendahan, dan kesederhanaan sikap Jaka. Seluruh kampung menyambut suka cita, dalam resepsi pernikahan tersebut, saudagar Barbari memotong kerbau puluhan ekor, sebagai bentuk rasa syukur, dia juga mengundang seluruh penduduk dan orang-orang miskin didesanya untuk ikut memeriahkan pesta pernikahan puterinya yang tercinta dengan Jaka pemuda sederhana yang menyelamatkan nyawa puterinya. Akhirnya Jaka dan Putri hidup bahagia selama-lamanya.
Sekian
Karya: Rahmat Hidayat VIIIB
Titanium White Dominus | Titanium Art
BalasHapusThe main titanium rod in leg reason stilletto titanium hammer this was considered a “hot titanium bar spot” is because micro titanium trim it was inspired by Chinese culture. As we titanium carabiners explained in our video game guide, there are